Infeksi TBC tulang belakang memiliki istilah lain yaitu penyakit Pott atau spondylitis TB. Mycobacterium tuberculosis penyebabnya, tidak hanya mengincar paru-paru tetapi juga bisa di menjangkau bagian luar paru-paru, salah satunya tulang belakang.
Brain and Spine Center – RSU Bunda Jakarta
Dampak buruknya infeksi TBC tulang belakang bisa mengakibatkan kerusakan struktur dan jaringan yang ada di tulang belakang.
Kadang tindakan operasi perlu dilakukan agar dapat menghambat atau bahkan menghentikan progresivitas infeksi dan menjaga struktur tulang belakang tetap normal.
Gejala Infeksi TBC Tulang Belakang
Kondisi ini dikenal dengan istilah medisnya spine tuberculosis. Umumnya, muncul nyeri tulang belakang. Selain gejala yang umum TBC, infeksi TBC tulang belakang memiliki gejala yang sama dengan penderita TBC paru pada umumnya.
Demam, berkeringat berlebihan di malam hari, menurunnya berat badan, menurunnya nafsu makan, merupakan beberapa apa ciri ciri TBC tulang belakang.
Apa Penyebab TBC Tulang Belakang
Penyebabnya adalah adanya infeksi bakteri M tuberculosis. Awalnya menyerang paru-paru dan menyebar melalui pembuluh darah hingga mencapai area tulang belakang.
Komplikasi TB Tulang Belakang
Akibat kondisi ini tidak mendapatkan penanganan yang tepat, kerusakan pada tulang belakang bisa terjadi. Bisa mengenai strukturnya seperti bantalan tulang belakang.
Komplikasinya adalah sebagai berikut:
-Tulang belakang menjadi kolaps, atau berubah bentuk membulat dan bengkok
-Sendi tulang belakang menjadi kaku
-Muncul benjolan yang khas dinamakan gibbus
-Kompresi saraf tulang belakang atau saraf kejepit
-Terbentuknya abses tuberkulosis di area tulang belakang
-Kelumpuhan bila terjadi kompresi saraf tulang belakang
-Muncul benjolan kelenjar getah bening, misalnya di leher, ketiak, selangkangan
Spondilitis tuberkulosis ini juga bisa mengganggu kerja saraf. Kelumpuhan pada kedua kaki atau paraplegia merupakan salah satu bentuk komplikasi tersering penyakit ini.
Pengobatan TBC Tulang Belakang
Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan klinis secara komprehensif dan mengevaluasi hasil pemeriksaan radiologis, seperti MRI.
Pengobatannya mungkin membutuhkan tindakan bedah tertentu sebagai bentuk perawatan tambahan selain obat-obatan khusus TBC.
Dari hasil MRI tulang belakang, bila tampak ada abses di tulang belakang, maka kemungkinan dokter akan membersihkan abses tersebut terlebih dahulu.
Dan bila ada jepitan saraf tulang belakang atau HNP lumbal, misalnya, dokter dapat memberikan beberapa rekomendasi. Salah satunya adalah dengan melakukan tindakan untuk membebaskan jepitan saraf tersebut.
Tindakan endoskopi tulang belakang BESS dapat dilakukan untuk melepaskan jepitan saraf tulang belakang akibat menonjolnya bantalan tulang. Namun tindakan ini perlu persiapan khusus sebelumnya, seperti pemeriksaan laboratorium dan lainnya.
Pengobatan dengan obat antituberculosis (OAT) juga diperlukan. Pemberiaan OAT ini biasanya berlangsung selama 6-18 bulan sesuai dengan anjuran dokter. Nanti seusainya, perlu melakukan kontrol.
Infeksi TBC tulang belakang berpotensi menyebabkan kerusakan pada tulang belakang yang dapat memengaruhi kualitas hidup.
Perlu Mencukupi Kebutuhan Makanan
Seseorang dengan TBC, nafsu makannya bisa menurun dan penyerapan nutrisi dari makanan juga menjadi terganggu.
Itu sebabnya, mengatur pola makan sehat agar dapat membantu proses penyembuhan. Makanan kaya kalori bisa dapat mencukupi kebutuhan energi sehingga sistem imun tubuh bisa bekerja menjadi optimal. Standar kebutuhan kalori sekitar 40-45 Kkal/BB/hari.
Kecukupan asupan karbohidrat dan lemak juga perlu sesuai dengan kondisi masing-masing. Konsultasi dengan dokter masih menjadi cara bijak agar keluhan terkait kondisi TBC tulang belakang dapat teratasi dengan baik.
Sembuh dari Saraf Terjepit Akibat TB Tulang Belakang