RSU Bunda Jakarta

Hidrosefalus Dewasa Bisa Menyebabkan Gangguan Penglihatan

Hidrosefalus dewasa

Hidrosefalus dewasa adalah kondisi medis yang terjadi ketika terdapat penumpukan cairan serebrospinal (CSF) di dalam rongga otak atau ventrikel. Cairan ini berfungsi untuk melindungi otak dan sumsum tulang belakang dari cedera serta membantu transportasi nutrisi dan pembuangan limbah. Namun, jika cairan ini tidak dapat diserap dengan benar atau diproduksi berlebihan, maka dapat terjadi penumpukan yang menyebabkan tekanan pada otak. Walaupun hidrosefalus lebih sering ditemukan pada bayi dan lansia, kondisi ini juga dapat terjadi pada orang dewasa. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab, gejala, diagnosis, serta pengobatan hidrosefalus pada orang dewasa.

Penyebab Ada Cairan di Otak pada Orang Dewasa

Ada dua faktor utama yang menjadi apa penyebab hidrosefalus dewasa, yakni gangguan produksi atau penyerapan cairan serebrospinal dan sumbatan dalam sistem ventrikel otak.

  1. Obstruktif atau Non-Komunikans: akibat adanya penyumbatan atau obstruksi dalam aliran cairan serebrospinal di otak. Penyumbatan ini bisa terjadi akibat tumor otak, perdarahan, infeksi, atau kelainan struktural lainnya yang menghalangi jalan keluar cairan.
  2. Komunikans: saat terganggunya penyerapan cairan serebrospinal oleh pembuluh darah di otak, meskipun tidak ada sumbatan fisik dalam aliran cairan tersebut. Penyebabnya bisa meliputi infeksi, perdarahan otak, atau penyakit neurodegeneratif.
  3. Hidrosefalus Normal Tekanan (Normal Pressure Hydrocephalus, NPH): merupakan bentuk hidrosefalus yang lebih sering terjadi pada orang dewasa lanjut usia. Penyebab pasti dari NPH belum sepenuhnya dipahami, tetapi diduga terkait dengan penurunan kemampuan otak untuk menyerap cairan serebrospinal dengan efektif. NPH sering muncul tanpa gejala yang jelas pada awalnya, namun dapat berkembang menjadi masalah serius jika tidak ditangani.
  4. Cedera Kepala dan Infeksi: Cedera otak traumatik (TBI) dapat menyebabkan perdarahan atau pembengkakan di otak, yang mengganggu aliran atau penyerapan cairan serebrospinal. Infeksi seperti meningitis atau ensefalitis juga dapat mempengaruhi sistem peredaran cairan serebrospinal dan menyebabkan hidrosefalus.

Gejala Hidrosefalus pada Orang Dewasa

Gejalanya bisa bervariasi, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisi. Beberapa gejala umum yang dapat muncul meliputi:

  1. Gangguan Keseimbangan dan Koordinasi: yang dapat menyebabkan kesulitan berjalan atau bahkan jatuh. Ini biasanya terjadi pada hidrosefalus normal tekanan (NPH) dan dapat berkembang menjadi gejala yang lebih parah jika tidak diobati.
  2. Gangguan Memori dan Kognitif: menyerupai demensia, dapat mengalami kebingungan, kesulitan berkonsentrasi, atau kehilangan memori jangka pendek. Pada beberapa kasus, gejala mirip penyakit Alzheimer atau gangguan kognitif lainnya.
  3. Sakit Kepala: dengan rasa tekanan di kepala yang bisa memburuk seiring dengan meningkatnya penumpukan cairan di otak.
  4. Perubahan dalam Penglihatan: Penumpukan cairan yang berlebihan di otak dapat mempengaruhi saraf optik, menyebabkan gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur atau bahkan kehilangan penglihatan pada beberapa kasus.
  5. Inkontinensia Urin: ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil. Ini bisa menjadi salah satu tanda utama dari hidrosefalus pada lansia.
  6. Mual dan muntah
  7. Gangguan pendengaran
  8. Vertigo (sensasi berputar)
  9. Kelelahan berlebihan
  10. Pingsan

Gejala hidrosefalus pada orang dewasa dapat sangat memengaruhi kehidupan. Dalam kasus yang parah, gejalanya dapat mengakibatkan kesulitan bekerja atau beraktivitas harian.

Gejala terkadang terabaikan dan kadang dianggap sebagai manifestasi dari krisis paruh baya atau masalah psikologis dan emosional lainnya. Saat gejala memburuk dan kondisi tidak terdiagnosis, kemampuan seseorang untuk berfungsi di rumah dan di tempat kerja dapat terpengaruh, dan pekerjaan harian pun dapat terganggu.

Tingkat keparahan gejala dan dampaknya dapat sangat bervariasi. Jika gejala telah ada selama bertahun-tahun, pasien mungkin menghadapi kecacatan yang lebih parah. Diagnosis dini memainkan peran penting dalam menangani gejala-gejala ini secara efektif.

Namun, seperti yang disebutkan sebelumnya, karena hidrosefalus bisa sama sekali tidak bergejala, penting untuk menyadari bahwa banyak pasien dengan gejala-gejala dianggap ada masalah neurologis dan psikiatris lain yang tidak terkait.

Diagnosis Hidrosefalus pada Orang Dewasa

Untuk mendiagnosis hidrosefalus pada orang dewasa, dokter akan melakukan serangkaian langkah, yang mencakup:

  1. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Medis: Dokter akan mengevaluasi gejala yang dialami pasien dan menanyakan tentang riwayat kesehatan, termasuk apakah pasien pernah mengalami cedera kepala, infeksi otak, atau gangguan medis lainnya.
  2. Pencitraan Otak: CT scan atau MRI, untuk melihat ada tidaknya cairan yang menumpuk pada ventrikel otak, ada tidaknya sumbatan atau kelainan struktur otak lainnya.
  3. Tes Neurologis: Tes fisik yang melibatkan pemeriksaan fungsi saraf, koordinasi, dan keseimbangan juga penting untuk mengevaluasi dampak hidrosefalus terhadap sistem saraf pusat.
  4. Ukur Tekanan Serebrospinal: Dalam beberapa kasus, dokter dapat melakukan analisis tekanan cairan serebrospinal untuk menilai seberapa baik cairan tersebut mengalir dan diserap oleh tubuh.
  5. Memantau tekanan intrakranial (TIK)

Cara Mengobati Hidrosefalus pada Orang Dewasa

Cara menghilangkan cairan di otak yang berlebihan atau pengobatan hidrosefalus tergantung pada penyebab dan jenisnya.

  1. Pemasangan Shunt: yaitu memasang tabung yang digunakan untuk mengalirkan cairan serebrospinal dari otak ke bagian tubuh lain (biasanya rongga perut atau jantung), di mana cairan dapat diserap. Shunt ini akan membantu mengurangi tekanan pada otak dan meringankan gejala hidrosefalus.
  2. Pembedahan untuk Menghilangkan Penyumbatan: Jika hidrosefalus disebabkan oleh tumor atau cedera yang menghalangi aliran cairan serebrospinal, pembedahan dapat dilakukan untuk mengangkat penyebabnya dan memungkinkan cairan mengalir dengan normal.
  3. Pengobatan Medis: Dalam beberapa kasus, pengobatan untuk infeksi atau peradangan yang menyebabkan hidrosefalus mungkin diperlukan. Obat-obatan untuk mengurangi pembengkakan atau infeksi dapat diberikan untuk mendukung pemulihan.
  4. Rehabilitasi Fisik dan Kognitif: Setelah pengobatan medis, terapi fisik dan kognitif bisa sangat membantu pasien untuk memulihkan keseimbangan, koordinasi, dan fungsi mental mereka.

Perbedaan Antara Perempuan dan Laki-Laki

Penelitian mengenai perbedaan jenis kelamin dalam prevalensi hidrosefalus pada orang dewasa masih terbatas. Namun, ada beberapa temuan yang menunjukkan perbedaan tertentu antara pria dan wanita dalam hal hidrosefalus, terutama dalam jenis NPH:

  1. Hidrosefalus Normal Tekanan (NPH): Beberapa studi menunjukkan bahwa wanita lebih sering mengembangkan NPH daripada pria. Misalnya, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Neurology menyebutkan bahwa sekitar 60-70% kasus NPH ditemukan pada wanita. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti perbedaan hormonal, risiko penyakit neurodegeneratif, atau faktor genetik. Namun, perbedaan ini belum sepenuhnya dipahami, dan lebih banyak penelitian diperlukan untuk mengetahui penyebab pastinya.
  2. Hidrosefalus Obstruktif dan Komunikans: Untuk jenis hidrosefalus yang disebabkan oleh sumbatan atau gangguan penyerapan cairan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam prevalensinya. Kedua jenis ini lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti cedera otak, infeksi, atau kelainan struktural yang dapat terjadi pada kedua jenis kelamin tanpa perbedaan yang mencolok.

 

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *