Endoskopi PELD (Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy) merupakan teknik bedah invasif minimal untuk mengatasi nyeri akibat kompresi bantalan tulang pada saraf-saraf tulang belakang, yang masyarakat kenal sebagai Herniated Nucleous Pulpose – HNP/ saraf terjepit. Teknik ini pertama kali dilakukan di Jerman sekitar tahun 1987 untuk mengatasi penonjolan diskus (bantalan sendi ruas-ruas tulang belakang). Selanjutnya muncul Endoskopi PSLD hingga akhir tahun 2000 muncullah teknik Endoskopi BESS (Biportal Endoscopic Spine Surgery) yang paling baru atau generasi terakhir dari teknologi endoskopi tulang bekang di dunia.
Brain and Spine Center – RSU Bunda Jakarta
Dari sekian banyak teknik yang ada untuk mengatasi kelainan tulang belakang, seperti operasi terbuka/ laminektomi, Endoskopi BESS menawarkan kenyamanan yang luar biasa, terlebih bagi pasien yang takut akan prosedur operasi. Metode ini bahkan disebut stitchless surgery karena tidak memerlukan banyak jahitan setelah prosedur dilakukan.
Kelebihan Teknik Endoskopi BESS Dibandingkan PELD dan PSLD
- Prosedur Endoskopi BESS cukup dengan lokal anestesi.
- Teknik Endoskopi BESS hanya menyisakan luka sayatan kecil, sehingga tidak merusak struktur anatomi jaringan otot, ligament, tendon, tulang, dan bantalan tulang.
- Perdarahan minimal meski memasukkan cannula, melalui lubang alami tubuh sekitar tulang sakral, sayatan pada kulit hanya berdiameter 5 mm. Berbeda dengan teknik operasi konvensional.
- Tidak menyebabkan kerusakan otot. Seperti diketahui, otot berperan penting pada struktur penyangga pinggang dan tulang belakang, untuk keseimbangan. Jika otot mengalami kerusakan, dapat mengakibatkan ketidakstabilan struktur penyangga tubuh.
- Risiko kelumpuhan dan cedera jaringan pasca operasi minimal. Karena alat ini memiliki kamera yang mampu menunjukkan secara tepat posisi saraf yang akan dibebaskan.
- Cepat pulih. Endoskopi BESS hanya memerlukan perawatan 1 malam. Pasien keesokan harinya dapat pulang dan beraktivitas normal.
- Risiko kambuh kembali lebih kecil. Dengan metode endoskopi BESS, stabilitas struktur jaringan di pinggang dan tulang belakang tidak diganggu. Kambuh kembali umumnya terjadi akibat instabilitas struktur penyangga tubuh pasca dilakukan operasi konvensional.
- Tidak menyebabkan perlengketan. Perlengketan terjadi jika terdapat pendarahan akibat pemotongan/ sayatan jaringan. Ini sering terjadi pada prosedur operasi konvensional. Dengan teknik endoskopi BESS, perlengketan dapat diminimalisasi.
- Komplikasi minimal. Dengan teknik endoskopi BESS infeksi, rasa nyeri pasca operasi dapat dihindari.
- Dibandingkan dengan endoskopi PELD dan PSLD dekompresi rongga tulang belakang tempat saraf lebih luas. Sehingga hasilnya lebih baik, pasien tidak harus berulang kali suntik pasca tindakan Endoskopi BESS.
Indikasi Endoskopi BESS
Bioprtal Endoscopic Spine Surgery diindikasikan pada pasien yang mengalami penjepitan saraf akibat penonjolan bantalan tulang (discus), penebalan facet, atau penebalan ligamentum flavum, pada tulang belakang.
Pasien dengan masalah kesehatan lain seperti, penyakit jantung, diabetes melitus, atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Persiapan Endoskopi BESS
1. Pasien disarankan berpuasa minimal 6 jam sebelum tindakan oleh dokter.
2. Mandi dengan tujuan membersihkan seluruh area tubuh.
3. Menghentikan konsumsi obat pengencer darah minimal 5 hari sebelum tindakan.
4. Beritahukan pada dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit atau alergi obat tertentu.