RSU Bunda Jakarta

Penyakit Parkinson Apa Bisa Sembuh?

Penyakit Parkinson apa bisa sembuh

Penyakit Parkinson apa bisa sembuh, apakah Parkinson bisa sembuh, kenapa orang bisa terkena Parkinson dan Bagaimana jika penyakit Parkinson semakin memburuk dan lainnya menjadi sederetan pertanyaan saat anggota keluarga atau kerabat menderita penyakit ini.

Bahkan ingin sekali tahu apa obat Parkinson paling ampuh dan cara merawat pasien Parkinson. Panyakit Parkinson apa bisa sembuh? Dokter akan memberikan cara pengobatan penyakit Parkinson dengan memberikan beberapa pilihan. Seperti obat Parkinson (lansia), sampai tindakan Stereotactic Brain Lesioning dan Deep Brain Stimulation (DBS).

Penanganan tersebut tidak dapat menyembuhkan. Namun dapat memberikan perbaikan kualitas hidup penderitanya secara signifikan.

Gambaran Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif progresif yang memengaruhi sistem saraf pusat. Khususnya bagian otak yang mengatur gerakan tubuh.

James Parkinson (dokter asal Inggris), pada tahun 1817 menjabarkan penyakit ini dalam esainya yang berjudul An Essay on the Shaking Palsy. Tandanya antara lain penurunan bertahap dalam kontrol motorik dan gejala non-motorik yang signifikan. Meskipun biasanya muncul pada usia lanjut, Parkinson bukan bagian normal dari proses penuaan.

Penyakit Parkinson Disebabkan Karena Apa?

Penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami. Namun para ilmuwan menduga bahwa ada kombinasi 2 faktor. Yakni genetik dan lingkungan. Beberapa mutasi genetik telah dikaitkan dengan Parkinson, seperti mutasi pada gen LRRK2, PARK7, PINK1, PRKN, dan SNCA. Meski demikian, kasus genetik murni hanya mencakup sekitar 10–15% dari seluruh kasus.

Faktor lingkungan seperti paparan pestisida, logam berat, dan polusi udara, juga berkontribusi dalam meningkatkan risiko. Selain itu, cedera kepala yang berulang serta tinggal dekat atau dalam lingkungan pedesaan (karena peningkatan paparan bahan kimia pertanian) kemungkinan juga bisa menjadi salah satu faktor risiko.

Gambaran Penyakit Parkinson

Gejala Parkinson muncul akibat adanya kerusakan dan kematian progresif neuron dopaminergik pada bagian otak, yaitu substansia nigra. Merupakan bagian dari sistem ganglia basalis.

Dopamin adalah neurotransmitter penting yang membantu mengatur gerakan dan koordinasi otot. Ketika sekitar 60–80% neuron dopaminergik ini mati atau berhenti berfungsi, gejala motorik Parkinson mulai muncul.

Selain dopamin, penyakit ini juga memengaruhi neurotransmitter lain, seperti norepinefrin dan serotonin. Kehilangan sel-sel ini turut menyebabkan berbagai gejala non-motorik, termasuk gangguan tidur, suasana hati, dan tekanan darah.

Karakteristik neuropatologis khas dari Parkinson adalah keberadaan badan Lewy, yaitu agregat protein abnormal yang terutama terdiri dari alfa-sinuklein, yang berada dalam neuron-neuron otak.

Gejala Parkinson TRAP

Penyakit Parkinson apa bisa sembuh, dapat dilihat dari gejalanya. Terbagi menjadi gejala motorik dan non-motorik.

Gejala Motorik

Tremor saat istirahat (Getaran ritmis seperti gemetar, sering tangan gemetar saat istirahat atau jari.

-Bradikinesia (Gerakan yang melambat, menyebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari).

-Rigiditas otot (Kekakuan otot yang dapat menyebabkan nyeri dan mengganggu rentang gerakan.

-Gangguan postur dan keseimbangan (Postur membungkuk dan risiko jatuh yang meningkat.

Gejala Non-Motorik:

-Gangguan tidur (REM Sleep Behavior Disorder dan insomnia).

-Disfungsi otonom (Masalah tekanan darah, sembelit, gangguan kandung kemih).

-Masalah kognitif dan demensia (tahap lanjut).

-Gejala psikiatris (Depresi, kecemasan, apatis, dan halusinasi).

-Penurunan indera penciuman (Muncul bertahun-tahun sebelum gejala motorik).

Pemeriksaan Penunjang Parkinson

Diagnosis Parkinson bersifat klinis dan berdasarkan riwayat medis serta pemeriksaan fisik. Tidak ada tes laboratorium tunggal yang dapat mengonfirmasinya, Meskipun pemindaian otak seperti SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography) dengan tracer dopaminergik (misalnya, DaTSCAN) dapat membantu mendukung diagnosis.

Kriteria diagnostik seperti UK Parkinson’s Disease Society Brain Bank dan Movement Disorder Society (MDS) digunakan oleh para ahli neurologi. Diagnosis awal bisa menantang karena gejala awalnya bisa samar dan menyerupai kondisi lain seperti tremor esensial, Parkinsonisme atipikal, atau efek samping obat-obatan antipsikotik.

Stadium Penyakit Parkinson

Klasifikasi skala Hoehn dan Yahr, memuat perjalanan penyakit Parkinson

  • Stadium 1: Gejala ringan, terbatas pada satu sisi tubuh.
  • Stadium 2: Gejala bilateral tanpa gangguan keseimbangan.
  • Stadium 3: Ketidakseimbangan postural mulai muncul; individu masih mandiri.
  • Stadium 4 Parkinson: Disabilitas signifikan; perlu bantuak dalam aktivitas sehari-hari.
  • Stadium 5: Ketergantungan total, biasanya kursi roda atau tempat tidur.

Penyakit Parkinson Obatnya Apa?

 

Penyakit Parkinson apa bisa sembuh akan tergantung pada cepat lambatnya mendapatkan pengobatan dan penanganan dari dokter.

Meskipun belum ada obat untuk menyembuhkan, namun ada berbagai pilihan pengobatan tersedia untuk mengelola gejalanya.

Farmakologis:

  1. Levodopa (L-Dopa): Dalam otak obat ini akan menjadi dopamin. Biasanya dokter akan kombinasikan dengan carbidopa untuk mencegah konversi pada luar otak dan mengurangi efek samping.
  2. Agonis dopamine, yang dapat meniru efek dopamin pada otak.
  3. Inhibitor MAO-B, memperlambat pemecahan dopamin.
  4. Inhibitor COMT, memperpanjang kerja levodopa.
  5. Antikolinergi, berguna untuk membantu mengurangi/mengatasi tremor, terutama pada pasien muda.
  6. Amantadine, untuk mengurangi diskinesia (gerakan tak terkendali akibat penggunaan levodopa jangka panjang).

Non-Farmakologis:

  • Terapi fisik: Untuk meningkatkan mobilitas, kekuatan, dan keseimbangan.
  • Terapi okupasi: Membantu dalam aktivitas sehari-hari.
  • Terapi wicara: Mengatasi gangguan bicara dan menelan.
  • Nutrisi: Diet sehat untuk mencegah sembelit dan mempertahankan berat badan.

Apakah Parkinson Bisa Dioperasi?

Jawabannya adalah bedah otak Parkinson, dengan Deep Brain Lesioning (DBS) dan Stereotactic Brain Lesioning.

Pada pasien dengan Parkinson yang tidak merespons baik terhadap pengobatan farmakologis, atau mengalami efek samping berat seperti diskinesia yang parah, terapi bedah menjadi opsi penting.

Deep Brain Stimulation (DBS)

Dokter sudah dapat melakukan DBS di Indonesia. Deep brain stimulation adalah prosedur bedah menggunakan elektroda yang akan dokter masukkan ke dalam bagian otak yang terlibat dalam pengaturan gerakan. Biasanya nukleus subtalamikus (STN) atau globus pallidus interna (GPi). Elektroda terhubung dengan generator pulsa (seperti alat pacu jantung) yang akan dokter tanamkan pada dada pasien.

Stimulasi listrik DBS dapat mengganggu sinyal saraf abnormal dan membantu memperbaiki gejala motorik seperti tremor, rigiditas, dan bradikinesia. Keuntungan utama DBS adalah fleksibilitas dalam pengaturan stimulasi dan dapat dokter atur secara individual. Tidak seperti prosedur lesi permanen, DBS bersifat reversibel dan tidak merusak jaringan otak.

Penyakit Parkinson Apa Bisa Sembuh?

DBS tidak menyembuhkan Parkinson, tetapi dapat secara signifikan meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Efek terbaik terlihat pada pasien yang sebelumnya merespons baik terhadap levodopa tetapi mengalami komplikasi motorik yang tidak stabil.

Stereotactic Brain Lesioning

  1. Lesioning stereotaktik adalah prosedur bedah yang melibatkan penciptaan lesi (kerusakan jaringan terkontrol) pada area tertentu otak yang menjadi pusat gejala Parkinson. Prosedur ini termasuk:
  • Pallidotomi – Lesi dibuat di globus pallidus interna.
  • Talamotomi – Lesi dibuat di talamus, efektif untuk tremor.
  • Subtalamotomi – Target subtalamikus, terutama untuk bradikinesia dan rigiditas.

Dokter akan melakukan teknik ini dengan panduan stereotaktik dan pencitraan otak untuk memastikan presisi tinggi. Lesioning efektif dalam mengurangi gejala motorik tertentu, tetapi bersifat permanen dan tidak dapat disesuaikan seperti DBS. tidak dapat menjalani DBS karena alasan medis atau finansial.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *